Antara mengulang haji dengan menghajikan kerabat
Ada sebuah pertanyaan. Apakah yang lebih utama antara seseorang mengulang haji untuk dirinya atau diniatkan untuk salah satu kerabatnya yang telah meninggal dunia atau untuk orang yang masih hidup tapi lemah fisiknya sehingga tidak bisa menunaikan haji? Jadi maksudnya setahun berhaji untuk dirinya dan haji berikutnya diniatkan untuk salah satu diantara mereka.
Pembahasan:
Ada sebuah pertanyaan. Apakah yang lebih utama antara seseorang mengulang haji untuk dirinya atau diniatkan untuk salah satu kerabatnya yang telah meninggal dunia atau untuk orang yang masih hidup tapi lemah fisiknya sehingga tidak bisa menunaikan haji? Jadi maksudnya setahun berhaji untuk dirinya dan haji berikutnya diniatkan untuk salah satu diantara mereka.
Pembahasan:
Yang lebih utama adalah berhaji untuk diri sendiri, karena hal itu yang menjadi pokok dan sebagai sarana untuk berdo'a baik untuk diri sendiri, orang
lain dan kerabatnya serta seluruh umat islam. Kecuali kalau salah satu atau
kedua orang tuanya belum menunaikan haji wajib, maka dia diperbolehkan
menghajikan untuknya setelah dia menunaikan haji untuk dirinya. sebagai
bentuk bakti kepada keduanya. Dan berbuat baik kepada keduanya dikala lemah
atau telah meninggal dunia. Menghajikan atau mengumrahkan sendiri-sendiri.
Tanpa digabungkan dengan umrah dan haji sekali. Selesai
Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 11/66.
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ta'ala
ditanya, seorang wanita hendak melaksanakan haji untuk ibunya yang sudah
wafat, padahal ibunya sudah melaksanakan haji fardhu.
Apa yang lebih utama, dia menunaikan haji untuknya atau
mendoakannya saja?
Beliau menjawab, "Yang lebih utama adalah dia melaksanakan
haji untuk dirinya saja, lalu dia mendoakan ibunya. Karena Nabi shallallahu
alaihi wa sallam berkata, 'Jika manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya
kecuali dari tiga perkara; Sadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak
saleh yang mendoakan.' Beliau tidak mengatakan, 'anak saleh yang haji
untuknya, atau berpuasa untuknya, atau bersadaqah untuknya, atau shalat
untuknya. Jika ada orang yang bertanya kepada kita, mana yang lebih utama,
saya shalat lalu pahalanya untuk bapak saya, atau sadaqah, lalu pahalanya
untuk bapak saya, atau saya mendoakan bapak saya? Maka kami katakan, lebih
utama anda mendoakan bapak anda, karena Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam lebih tahu dari kita, dan orang yang sangat ingin memberi nasehat
kepada kita, serta lebih fasih basahanya dari kita. Beliau tidak mengatakan,
anak saleh yang beramal untuknya, akan tetapi beliau berkata, anak saleh
yang mendoakannya. Inilah yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam."
Fatawa Ibnu Utsaimin, 21/251
2 comments:
Terima kasih sahabat atas berbagi pengetahuannya ini
yah semuanya tegantung niatnya....
kadang kita beribadah karena nafsu.....
:)
Post a Comment